Saturday 8 February 2014

Kekuranganmu, Potensi Rezekimu

Pernahkah anda membayangkan suatu hari anda dikaruniai seorang anak yang ternyata - dengan kehendak-Nya - berkebutuhan khusus (cacat fisik/mental)? Masihkah anda bisa setegar karang menerima kenyataan itu? Mampukah anda bersabar sepanjang umur anda/anak anda? Saya berharap anda tidak diberi cobaan seberat itu. Namun saya ingin bercerita disini tentang dua orang teladan, dimana mereka sanggup mengubah asumsi orang-orang bahwa kekurang sempurnaan fisik yang diberikan Tuhan pada mereka bukanlah penghalang mereka meraih kesuksesan. Teladan yang pertama adalah Ammar Bugis (Penulis buku penakluk kemustahilan) yang kebetulam usia nya hanya terpaut 10 hari dengan saya. Hehehe, dan yang kedua adalah Blair Hill (Putra Napoleon Hill - Penulis Think And Grow Rich).

1. Ammar Bugis. Pemuda asal Jeddah, Arab Saudi yang memiliki darah Indonesia. Mengalami kelumpuhan total kecuali lidah dan mata sejak usia dua bulan. Penulis dan wartawan olah raga terkenal di Arab Saudi. Simak cerita inspirasinya yang saya rangkum dari buku karyanya - Peakluk Kemustahilan.

Sejak kecil selalu mendapat perlakuan tak menyenangkan dari orang-orang sekitar, dan berkali-kali harus dirawat di RS karena penyakit yang menyerang jantung dan paru-parunya tak lantas membuat Ammar putus asa dan bersedih hati. Mengeluh hampir tak pernah ia lakukan. Keimanan yang tinggi tersemat dihatinya, berharap hidupnya bermanfaat walau harus selalu bergantung pada orang lain. Seorang yang mempunyai mental baja dengan tingkat kegigihan yang amat tinggi. Pernah beberapa kali mengalami perlakuan diskriminasi di dunia pendidikan, diantaranya adalah tak diterima di beberapa sekolah karena cacat, kendati dengan tegas ia mengatakan bahwa hal itu tak menghalanginya untuk bisa berprestasi, bersaing dengan siswa lain. Akhirnya Ammar berhasil menaklukan kemustahilan di dunia pendidikan dengan nilai 97%. Menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas, kemudian melanjutkan ke jurusan jurnalistik dengan meraih peringkat pertama. Di kampus, Ammar lulus dengan predikat cum laude. Suatu hal yang bahkan oleh orang normal pun sulit dicapai.

Perjuangan berlanjut ke level yang lebih tinggi dalam hidup, yaitu menikah. Orang beranggapan mana mungkin ada wanita yang mau sama pemuda yang hampir seluruh tubuhnya lumpuh total. Tapi hal itu terbantahkan dengan menikahi seorang janda cantik asal Mesir yang dipanggilnya dengan nama Ummu Yusuf (ibu-nya yusuf). Memang, dengan kekurangannya Ammar tak mampu memberi nafkah biologis seperti umumnya pria kepada istrinya. Tapi toh akhirnya sang istri dengan hati emasnya bersedia menerima dan merawat Ammar - yang bahkan sebetulnya dia berhak memilih lelaki normal. Kebahagiaan pun bisa mereka rasakan di kehidupan rumah tangganya, bahkan dialah (Ummu Yusuf) yang membantu Ammar menulis buku Penakluk Kemustahilan. Untuk kisah lengkapnya, mending anda baca sendiri bukunya. Soalnya kepanjangan kalau saya tuliskan, jari saya bisa kriting. Hehehe!

2. Blair Hill. Putra Napoleon Hill (Penulis buku best seller - Think And Grow Rich) yang hidup diakhir abad 20an. Blair Hill divonis bisu tuli seumur hidup oleh dokter sejak lahir. Namun pernyataan itu tak langsung dibenarkan oleh ayahnya. Kendati hal itu disampaikan oleh seorang dokter, dia bersikeras membuktikan bahwa sang dokter salah. Dia menanamkan keyakinan dalam diri dan keluarganya bahwa sang anak akan hidup normal seperti orang lain.

Ketika blair kecil mencapai usia yang cukup untuk diajak bekerja sama, sang ayah dengan intens meyakinkan sang anak akan bisa hidup normal, bahkan berprestasi. Upaya-upaya untuk mengangkat mental sang anak ia lakukan, seperti tidak memasukkan blair kecil ke sekolah luar biasa (SLB), namun disekelaskan dengan anak-anak normal kendati hal itu menuai banyak penolakan dari beberapa sekolah, dia tak putus asa hingga akhirnya menemukan sekolah yang mau menerima Blair kecil.

Suatu kejadian tak terduga ketika sang ayah membeli sebuah alat pemutar musik. Blair kecil kegirangan ketika alat itu diputar, jelas sudah bahwa keyakinan sang ayah menemui sedikit titik terang. Hal itu diasahnya terus menerus dengan membuat cerita-cerita motivasi yang didongengkan kepada Blair kecil setiap malam sampai ia tumbuh menjadi remaja yang punya rasa percaya diri, seperti tak punya kecacatan. Pernah suatu waktu Blair kecil memohon izin pada ibunya untuk berjualan koran (perlu diingat, Blair bukan dari kalangan tidak mampu), tapi ibunya tak memberi izin karena khawatir akan terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Blair nekat memanjat keluar jendela dapur, memulai usahanya sendiri. Dia meminjam beberapa sen dari tukang sepatu sebelah, membelikannya koran, habis, membeli lagi, terus begitu sampai petang. Setelah menghitung pendapatannya, dia mengembalikan enam sen utang ke bankirnya, ia mencatat laba bersih 42 sen. Setiba dirumah, sang ibu mendapati anaknya yang masih berusia 8 tahun tergeletak diranjang, tertidur lelap dengan uang tergenggam erat ditangannya, sang ibu menangis melihat hal itu.

Kejadian yang mengubah hidupnya justru terjadi ketika Blair duduk dibangku kuliah. Selama minggu terakhir di perguruan tinggi terjadi sesuatu yang menandai titik balik penting dalam hidupnya. Blair menerima sebuah alat bantu kecil, yang dikirim kepadanya sebagai uji coba (Blair pernah mencoba alat bantu sejenis waktu SMA namun tak banyak membantu). Dengan ceroboh, ia memasang di kepala, menyalakannya, lalu... Jreng!! Untuk pertama kalinya ia mendengar sebaik orang normal. Tanpa banyak basa basi, dia langsung menulis surat pada produsen alat tersebut, dengan antusias menceritakan pengalamannya.  Secara tersirat hal itu tertangkap oleh benak sang produsen yang membuat Blair diundang ke New York, berbincang langsung dengan pemilik perusahaan, dan akhirnya ditawari kerjasama untuk mengembangkan alat tersebut, akhirnya terbukti sudah bahwa kekurangannya justru mendatangkan potensi rezeki yang jauh dari apa yang diperkirakannya.

Nah, coba pikirkan ini baik-baik. Orang-orang yang saya ceritakan diatas mungkin tak seberuntung anda. Tapi, semangat dan kegigihan mereka mungkin jauh diatas anda. Saya yakin, kalau anda mengilhami kejadian-kejadian yang saya ceritakan ini apa mungkin anda masih mau mengeluh dan menyalahkan keadaan, kemudian menularkan kebiasaan buruk itu pada anak-anak anda. Hmmmm

Semoga bermanfaat, silakan share/bagikan ke teman-teman anda cerita ini seandainya hal ini dapat menginspirasi mereka. Terima kasih sudah berkunjung.

Ada yang lebih menarik disini.....KLIK!!

No comments :

Post a Comment