Friday 28 March 2014

Bawa Si Kecil Ke Masjid

Balita adalah mahluk terlucu sejagat, apalagi itu anak anda sendiri, iya kan? Nggak usah diragukan lagi lah, saya saja yang belum punya momongan mengakui kok. Walaupun begitu, saya sengaja menahan diri untuk tidak menginginkan dulu momongan. Iya, karena saya masih lajang atau belum beristri. Hahaha!

Cerita sedikit yah, kebetulan saya punya ponakan balita, sekitar satu setengah tahun. Kata orang sunda itu "kembang buruan" (lagi lucu-lucunya). Saking dekatnya, hampir-hampir saya bagaikan punya anak. Dari sekian rentetan kegiatan mengurus anak, yang belum pernah saya lakukan hanya memandikan. Sampai-sampai, lebih dari sepertiga waktu senggang saya dihabiskan sama ponakan saya itu. Benar-benar calon bapak sejati. Hahaha!
Tidak sekedar cerita, yang lebih penting nya adalah. Hampir setiap kali saya ke masjid, ponakan saya ikut. Yah, kadang berisik kalau dimasjid tapi saya sangat menganjurkan anda yang punya anak balita untuk sering-sering bawa si kecil ke masjid. Sebaiknya anda juga rutin donk, masa kalah sama balita? Hehehe. Penting lho mengenalkan si kecil dengan kegiatan-kegiatan ibadah, terutama shalat. Hal yang sangat sering dilihat dan diajarkan pada mereka, insya Allah akan terpatri di otaknya.

Secara tidak langsung, hal itu mengajarkan mereka untuk mengenal agama sejak dini. Kalau anda konsisten melakukannya sampai mereka masuk sekolah. Dijamin tak akan sulit mengajarkan agama atau hal-hal baik pada anak anda. Penting untuk mereka supaya nyaman dan betah berada di masjid, bukan di mall atau Time Zone. Sesekali haruslah memang perkenalkan mereka dengan permainan, seperti yang saya bahas di >> Gamers Cilik Biasanya Berprestasi. Cuman, yah sewajarnya lah... Pendidikan agama kan tetap lebih utama.

Mengajarkan agama sejak mereka masih sangat dini, berarti anda punya kesempatan yang sangat bagus untuk kelak mendapati anak anda soleh/solehah. Yah, begitu lah caranya, dan bukan mengganti nama anak jadi soleh. Bayangkan kalau nama lelaki semuanya sholeh mungkin jadinya akan begini waktu anda titip pesan : "Nak sholeh, tolong sampaikan ke kek sholeh, ntar malem ditunggu di rumah bang sholeh sama ncang soleh. Jangan lupa kasih tau kak sholeh sama uwa sholeh". Orang yang disuruhnya bilang, hiduup sholeh!!! Hahaha.

Alhamdulillah, apa yang mau saya sampaikan tercurah juga di artikel ini. Hehehe! Semoga bermanfaat untuk anda, jangan lupa share yah. Silakan baca juga yang lain kalau masih betah. Makasih yah udah berkunjung.


Wednesday 26 March 2014

Waspada Kejahatan VIA Broadcast Massage

Kejahatan Via Broadcast Massage. Yah, jaman sekarang siapa sih yang nggak kenal BBM? Itu lho yang suka didemo kalo mau naek. Yups, anda salah tebak. Itu mah Bahan Bakar Minyak atuh! Harrr. Kita sekarang mau ngomongin seputar broadcast massage, atau yang anda kenal dengan istilah 'bc'. Tiap hari pasti ada aja yang kirim bc, iya kan? Pasti lah anda juga senasib, kecuali kontak anda kosong atau paket bbm/internet nya nggak pernah aktif. Hahaha!
Akhir-akhir ini saya dan mungkin jutaan rakyat indonesia (yang nonton redaksi siang trans7 - minggu) dikagetkan dengan berita soal kejahatan via broadcast massage atau bc. Iya, kalau sebelum-sebelumnya santer kabar tentang penipuan via sms "mama minta pulsa", nah sekarang jauh lebih canggih. Yakni dengan memanfaatkan massanger dan sosial media. Mau tahu gimana modusnya? Yuk simak...

Ini bukan kejahatan kelas teri, karena yang bertanggung jawab adalah orang yang menguasai teknologi. Dengan berbekal alamat email, dia (pelaku) dengan mudah meretas akun si pengguna dan mendapatkan semua data pribadi yang tersimpan dalam email tersebut, termasuk akun bbm dan sosial media. Dia memanfaatkan broadcast massage sebagai sarana untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kontak bbm. Kalau anda masih bingung, begini : Kontak bbm >> diretas >> dapat email >> dapat akun sosmed >> mengelabui korban.

Setelah si pelaku mendapat data yang dia inginkan, lalu dia berpura-pura meminjam sejumlah uang menggunakan akun sahabat/orang yang anda kenal. Ketika anda cross check ke sosmed orang tersebut (sahabat anda), dia (pelaku) kembali mengelabui anda dengan berpura-pura jadi sahabat anda. Setelah anda percaya, dia menyuruh anda mentransfer uang yang dia pinjam ke sebuah rekening seseorang (yang bekerja sama).

Entahlah, percaya tidak percaya tapi ini benar-benar terjadi di Jakarta. Pelakunya adalah seorang pemuda sarjana teknik informatika asal bandung (nama/inisialnya lupa. Hehehe) yang sekarang medekam ditahanan, karena berhasil dibekuk oleh kesatuan cyber crime Polda Metro Jaya. Kalau mau memastikan, silakan cek dan tanyakan langsung ke pak polisi disana. Hahaha! 

Repot yah? Yah nggak usah, yang pasti... Pesan yang ingin saya sampaikan dari kejadian ini adalah, manfaatkan teknologi dijalan yang benar, nggak perlu lah kirim-kirim atau nerusin bc yang kurang bermanfaat, berita yang nggak jelas kebenarannya, apalagi spam. Buang-buang waktu lah, iya toh? Hmmm... Rupanya informasi dari saya cukup sekian untuk kali sekarang. Mudah-mudahan bermanfaat, silakan share biar teman-teman anda juga baca. Thanks yah udah main ke Lovin' Baby :)

Thursday 20 March 2014

Jangan Ada Teriakan di Dalam Rumah

Saya ingin bercerita tentang betapa teriakan itu mematikan. Ini adalah kisah nyata yang terjadi di sekitar kepulauan solomon, pasifik selatan. Cerita tentang penduduk solomon yang meneriaki sebuah pohon hingga mati. Entahlah benar dan tidaknya, tapi kita akan mengambil hikmah. Sumber kisah ini saya ambil dari cerita motivasi yang saya download di playstore.

Penduduk solomon punya kebiasaan unik, yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Ini dilakukan karena terkadang ada pohon yang begitu kuat akarnya sampai-sampai susah ditumbangkan, maka mereka memilih cara ini. Entahlah mereka dapat inspirasi dari mana, terdengar gila memang, tapi ini berhasil.

Bererapa orang penduduk yang lebih kuat fisiknya memanjat, dan sebagian cukup berada dibawah. Lalu mereka serentak melakukan teriakan-teriakan selama berjam-jam dalam sehari. Hal itu mereka lakukan selama kurang lebih 40 hari. Sungguh ajaib, pohon yang diteriaki itu perlahan daunnya mulai mengering, dahan-dahan rontok, dan mati perlahan sehingga mudah ditumbangkan. Subhanallah!
Nah, dari kejadian diatas kita dapat belajar satu hal. Mungkin banyak hal sebenarnya, tapi kita akan bahas satu hal saja. Bahwasanya, teriakan itu ternyata dapat mematikan roh. Yah, seperti sebuah pohon yang diteriaki terus menerus bisa mati perlahan. Menurut anda masuk akal nggak cerita diatas itu? Boleh lah anda berpendapat apa saja, yang jelas kalau saya lebih menilai bahwa memang benar teriakan itu dapat mematikan. Mematikan roh, roh berarti spirit, spirit berarti apa-apa yang menggerakkan kita.

Ilustrasinya adalah seperti ini, mana yang lebih membuat anda semangat untuk mengerjakan, ketika bos/atasan anda menyuruh dengan teriak-teriak atau dengan lembut penuh perasaan? Kalau itu terjadi pada saya sih, mungkin saya akan kerjain balik tuh si bos biar tau rasa. Hahaha! Lah iya kan, kalau caranya nggak enak seperti itu, mana enak kita mengerjakannya? Kalau hati sudah dongkol, mana bisa kita kerja dengan optimal?

Situasai ini berlaku juga dirumah anda. Hati-hati, teriakan yang anda tujukan pada saudara, anak, apalagi orang tua bisa membuat mereka mati secara spirit. Artinya semangat hilang, hubungan tidak harmonis, kreatifitas terhambat, rezeki bisa sangat mungkin berkurang bahkan menjauh. Saya pernah membahas hal serupa di artikel sebelumnya >> Waspada BOM Dirumah Anda!! yang mungkin juga menginspirasi anda.

Rupanya sekian dulu bahasan kita soal teriakan, mudah-mudahan bermanfaat.

Sunday 16 March 2014

Jangan Asal Pilih Babysitter

Mungkin anda adalah salah satu pengguna jasa babysitter atau pengasuh, atau setidaknya pernah sesekali mencari seseorang atau saudara yang anda jadikan babysitter? Atau anda sendiri yang berprofesi sebagai babysitter? Hehehe. Gapapa, selama halal dan anda nyaman sih jalani saja. Nah, disini saya ingin berbagi tips, yang mungkin saja bermanfaat kalau anda memang sedang mencari babysitter. Ini adalah hasil pengamatan saya, karena babysitter adalah sosok penting yang tidak boleh anda pandang sebelah mata.

Baiklah, saya ingin tanya dulu sama anda (khusus ibu-ibu), jika anda dihadapkan pada situasi harus memilih antara karir atau anak, mana yang anda pilih? Pertanyaan simpel yang maknanya luar biasa. Bukan apa-apa, anak usia 0-2 tahun itu kan usia emas perkembangan otak anak. Nah, jangan sampai anda menyia-nyiakan kesempatan berharga ini ketika salah memilih babysitter. Bukankah orang yang paling dekat dengan si anak akan lebih mempengaruhi sifat dan prilakunya? Oke, sekarang waktunya anda simak beberapa hal berikut :

1. Agama. Jangan sekali-sekali meremehkan persoalan ini, karena agama adalah landasan seseorang untuk bisa lebih dipercaya, lebih punya kesabaran, dan akan menularkan attitude serta kebiasaan-kebiasaan baik kepada sang anak, termasuk bahasa. Caranya? Coba cari dulu orang dekat, boleh juga kerabat/saudara yang pengetahuan agamanya cukup, kalau bisa yang benar-benar ta'at. Selanjutnya anda boleh tes dengan cara anda sendiri, atau perhatikan kesehariannya apakah mencerminkan seorang yang ta'at.

2. Fisik. Setelah anda mantap dengan point 1, maka hal berikutnya adalah perhatikan fisik dan mungkin riwayat kesehatannya. Jangan sampai sudah beberapa bulan baru ketahuan kalau babysitter anda ternyata menderita penyakit menular seperti TB paru. Atau misalnya penyakit kulit yang tidak kelihatan, dll. Anda bisa tanya ke orang-orang terdekat, apakah itu tetangganya atau langsung ke orangnya. Pastikan kalau dia benar-benar jujur.

3. Psikis. Seringkali, saking butuhnya babysitter atau pengasuh, kita asal comot orang. Mending kalau baik, nah gimana seandainya ternyata orang tersebut ternyata gampang stres, atau mudah hilang konsentrasi, atau mudah rapuh (kok kaya judul lagu ya? hahaha). Intinya mudah galau lah. Untuk menghindari hal-hal seperti itu anda boleh ajak bicara, sesekali tanyakan hal-hal pribadi. Orang yang sensitif biasanya menghindari percakapan ke arah itu kalau punya masa lalu yang buruk dan bikin galau.

4. Sikap. Point ini memang amat penting, tapi masih terintegrasi dengan point satu. Karena biasanya orang yang agamanya baik, tentu sikapnya baik. Eits, tunggu dulu. Kadang-kadang seseorang yang mengerti agama tidak selalu benar-benar menguasai sikap. Nah, anda bisa tahu hal ini dari cara dia memperlakukan si buah hati. Adakan masa training, 1-2 minggu atau sebulan. Perhatikan, atau suruh orang lain memperhatikan. Misalnya pembantu kita atau tetangga. Jangan mertua kita suruh, nggak bakalan ngaruh.

5. Skill. Nah, sengaja saya taruh di point 5 karena kalau point 1-4 dimiliki, anda sudah bisa tenang. Point 5 hanya masalah teknis, dan itu bisa anda lakukan dengan melatih. Anda boleh menetapkan aturan-aturan, atau membicarakan apa saja hal penting yang harus dilakukan. Dan lama-kelamaan pasti orang tersebut akan menguasai kendati pada awalnya ada sedikit kaku.

Rupanya lima point diatas sudah cukup merefresentasikan juga memberi gambaran tentang bagaimana idealnya seorang babysitter atau pengasuh bayi anda. Saya hanya ingin mengingatkan, ketika karir anda menanjak, bisnis anda melejit, tolonglah jangan sampai si buah hati yang jadi korban. Kedekatan anda bersama anak-anak anda jauh lebih berharga bagi mereka. Hal ini juga saya bahas di artikel terdahulu yang mungkin juga bermanfaat buat anda >> Cinta Dibalik ASI.

Mudah-mudahan bermanfaat, kalau masih betah silakan baca juga yang lain yah. Silakan share, atau komentar juga boleh. Terima kasih sudah berkunjung :)

Saturday 15 March 2014

Waspada Para Orang Tua! Jangan Sampai Anak Anda Terjebak Cinta Yang Salah

Serem yah denger judul artikel kali ini? Hmmm... saya bukan mau menakut-nakuti anda lho. Akhir-akhir ini memang media sedang dihebohkan dengan 2 kasus pembunuhan remaja, Ade Sara (19th) dan Mia Nuraini (16th).


Keduanya berlatar belakang percintaan (Baca : Pelakunya mantan pacar). Kalau mau lebih jelas soal beritanya silakan klik >> kompas.com dan >> tempo.co, soalnya yang mau saya bahas disini bukan kronologi, daftar pelaku, atau ukuran sepatu pelaku. Halah...emang diberita acara ditulis yah, nomor sepatu? Ngaco!! Hahaha

Intinya sih, saya ingin mengambil hikmah dari dua peristiwa di atas. Oke, coba anda (terutama yang punya saudari remaja) sedikit merenung, kenapa sih banyak kasus tragis hasil dari pacaran, dan selalu yang jadi korban adalah si perempuan! Termasuk juga MBA, atau hamil diluar nikah. Iya kan? Ya iyalah, belum ada tuh kasus yang hamilnya si cowok. Hihihi

Sebenarnya, peristiwa-peristiwa seperti itu adalah alarm atau warning! Yah, alarm buat kita yang tidak mengalami, mudah-mudahan jangan sampai deh. Kenapa warning? Yah, seperti itulah pacaran, ketimbang banyak manfaat, ternyata jauh lebih banyak mudharatnya. 

Daripada bikin nyaman, malah bikin resah dan gelisah. Perhatikan saja motif pembunuhan yang dialami dua remaja diatas, apalagi kalau bukan sakit hati. Itulah remaja, yang emosinya masih labil. Ditambah pengawasan orang tua atau saudara yang sangat minim.

Menurut saya, dan mungkin juga banyak psikolog akan sependapat bahwa, remaja ini sebaiknya diarahkan dan diberi kegiatan yang positif. Di satu sisi, mereka disibukkan dengan hal-hal bermanfaat.

Di sisi lain, mereka dipersiapkan untuk menginjak usia matang, dimana seseorang harus mengenal dunia luar. Tidak hanya dunia sekolah atau kampus. Dengan banyaknya kegiatan bermanfaat, tak banyak waktu yang mereka miliki untuk pacaran.

Walaupun banyak yang bilang, pacaran itu memotivasi seseorang untuk giat belajar. Yah, pacaran nya iseng aja. Nggak usah yang seriusan, seriusnya ntar aja kalau mau nikah, yah?

Nah, supaya tidak ada lagi korban seperti peristiwa yang menimpa Ade Sara dan Mia, sepertinya peran orang tua amat-amat penting. Anda harus bisa jadi teman mereka, yang mereka bebas mau cerita apa saja. Selain itu juga, beri mereka kepercayaan dalam menjaga diri diluar sembari kita terus membekali dengan ilmu agama.

Mungkin itu saja hikmah yang bisa saya ketik disini. Kalau anda punya pendapat, kolom komentar terbuka untuk anda kok. Hehehe!  Terima kasih sudah berkunjung :)

Kalau bermanfaat, boleh di share ya :)

Friday 14 March 2014

Hati-hati Saat Menggunakan HP di Jalan! Jangan Sampai Berakibat Hilang Nyawa


Hayoo... siapa diantara anda yang masih suka teleponan, smsan, atau chatting sambil berkendara? Saya sarankan ntuk menyimak berita ini deh. Sebuah peristiwa memilukan yang terjadi di UK beberapa waktu yang lalu. 


Seorang wanita bernama Sharmila Mistry (42) menabrak 2 bocah lucu di perempatan jalan, hingga kedua balita itu tewas. Ceritanya sih, si Sharmila ini banting setir karena nggak sadar ada mobil melintas didepannya. Kenapa nggak sadar? Bukan karena tidur atau pingsan... Tapi karena mau nelpon koleganya. Berita lengkapnya silakan baca >> vemale.com.


Sudah bukan barang baru lagi kalau main hape dijalan itu adalah salah satu kebiasaan orang dijaman modern. Yap, betul... jaman modern, kalo jaman fir'aun maenannya kan uler! Hihihi. Terus terang sih, sekali-sekali memang sayapun ada saja saat-saat mendesak seperti situasi diatas. 

Yah dikejar waktu, yah dikejar pelanggan, yah dikejar security. Hahaha (yang ketiga mah banyol), tapi semepet-mepetnya situasi, saya selalu nyempetin untuk minggir dulu. Biar tenang baca/balas pesan atau terima telepon.

Kadang saya heran juga, sering lihat orang nyelipin hape di helm sambil asyik telponan. Padahal, saya coba sekali, aduh sama sekali gak enak. Udah berisik, konsentrasi terbagi, kadang suara gak jelas, dan orang-orang pada lihat. Yah, karena saya ngobrolnya jojorowokan, hahaha. Maaf kalo nggak ngerti, jojorowokan itu bahasa sunda artinya teriak-teriak.

Kejadian seperti diatas itu bukan kita saja yang rugi, lebih-lebih mereka yang jadi korban. Mereka yang udah hati-hati, eh kena juga karena kitanya ceroboh. Aduh... mudah-mudahan jangan sampai terjadi. 

Situasi yang tenang itu bukan saja menambah nyaman, tapi juga hasilnya lebih efektif. Coba, kalau seandainya si Sharmila ini mau minggir dulu setidaknya 3-5 menit, menelpon dalam keadaan tenang dan seperlunya, juga minta waktu ke orang yang hendak ditemuinya itu untuk supaya tidak buru-buru. 

Ingat, kita sama sekali tidak akan menduga kejadian fatal seperti ini, dan kita tidak akan sadar kalau otak kita selalu tertuju pada urusan-urusan kita, terlebih urusan duniawi.

Oya, saya ngambil materi ini untuk diposting di halaman saya tentu saja ada alasan. Yah, apalagi kalau bukan saling mengingatkan (tawassau) supaya nggak ada kejadian serupa menimpa kita atau keluarga kita. 

Ini kan masalahnya nyawa yah, siapa yang bisa ganti hayoo? Coba bayangkan kalau si balitanya itu adalah anak-anak atau kerabat anda? Hmmm... Nggak rela kan? Dan jangan lupa untuk berdo'a dulu, karena kita nggak tahu 5 menit kedepan kita masih bernyawa. Betul?

Mudah-mudahan tulisan ini sedikit memberi manfaat, jangan lupa share yah. Terima kasih sudah berkunjung.

Friday 7 March 2014

Ketulusan Cinta Yang Abadi (Kisah Nyata Romantis Part 2)

Ini Dia lanjutan kisah Ketulusan Cinta Abadi silakan disimak



Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tak bisa menyaksikan keterampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. 

Kesadarannya naik turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan disekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri. Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar, Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan dzikir. Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat. Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi, dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis. Mama Nania yang baru tiba, menangis.

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak balik dari kediamannya ke Rumah Sakit. Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring diruang ICU. 

Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki yang berpenampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra. Pada hari ke-37 do'a Rafli terjawab. 

Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya. Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya mengucapkan syukur berulang-ulang dengan air mata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi. Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam do'a. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. 

Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu persatu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.



Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. 

Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh? Tapi Rafli dengan upayanya yang terus menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya dimata Rafli. 

Setiap hari minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonoton biioskop, rekreasi kemanapun Nania harus ikut. 

Anak-anak seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun. Awalnya Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatap iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania kesana kemari.

Masih dengan senyum hangat diantara wajahnya yang bermanik keringat. Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik. Baik banget suaminya! 

Lelaki lain mungkin sudah mencari perempuan kedua! Nania beruntung! Ya, meimiliki seseorang yang menerima dia apa adanya. Tidak, tidak cuma dengan menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. 

Tapi dia salah, sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan terus begitu. Hanya saja bukankah bisik-bisik itu sekarang berbeda bunyi?

Dari teras, Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan. Yah, 22 tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa ia syukuri. 

Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya. Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

Begitulah cinta dan ketulusan. Anda bisa merasakan kekuatan darinya ketika cinta itu berubah menjadi energi positif yang membangkitkan semangat hidup. Dan ketulusan, jangan anda mengabaikannya. Hal itulah yang mengikat cinta supaya menjadi abadi.

Terima kasih sudah berkunjung, semoga menginspirasi. Silakan share kalau seandainya bermanfaat.

Sunday 2 March 2014

Ketulusan Cinta Yang Abadi (Kisah Nyata Romantis)

Kali ini saya ingin cerita tentang sepasang suami istri yang konon adalah kisah nyata. Saya mengambilnya dari aplikasi Cerita Motivasi yang saya unduh dari google store.  Entahlah, saya memang suka sekali kisah ini.

Dan begitu mengharukannya, saya sampai hampir menangis lho. Memang sih agak-agak mirip sinetron gitu, tapi insya Allah bisa menginspirasi anda. Saya tidak mengurangi atau mengedit sedikitpun dari versi aslinya (hanya menceritakan ulang). Selamat membaca...

===
Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang;

Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya, kenapa? Tanya mereka dihari Nania mengantarkan surat undangan.


Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu. Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon 15 watt.

Hatinya sibuk merangkai kata-kata yang barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik napas, mencoba bicara dan? Menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah Indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detail dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar bicara mendadak gagap.

Yang pertama terjadi tiga bulan yang lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap moment yang tepat karena semua berkumpul, sebab hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

Kamu pasti bercanda! Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari papa dan mama membuat Nania menyimpulkan: Mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

Nania cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan air mata mengambang di kelopak mata. Hari itu dia tahu keluarganya bukan sekedar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium 4. Parah, Tapi kenapa? Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat biasa..

Bergantian tiga saudara Nania mencoba membuka matanya. Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania! Cukup! Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Dimana iman, dimana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaian hari ini?

Setahun pernikahan. Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dilihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak dimata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania. Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan. Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka tak percaya.

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik papa dan mama. Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.

Cantik ya? Dan kaya! Tak imbang! Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke-hari.

Tahun kesepuluh pernihakan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya. Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukan semacam obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat sehingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di Rumah Sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orang tua Nania masih belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tidak menunjukan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tida menit.

Tapi pembukaan berjalan lambat sekali. Baru pembukaan satu, belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian menyelamatkan harapan.

Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasipun ditelannya. Bang? Rafli termangu. Iba hatinya sang istri memperjuangkan dua kehidupan. Dokter? Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat? Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Karena satu dan lain hal, maka cerita bersambung ke halaman >> Ini