Wednesday 2 March 2016

Istri Menolak Diajak Bercinta? Mungkin Ini Penyebabnya...

Problematika dalam rumah tangga itu memang segudang. Salah satunya yang cukup sering terjadi adalah, istri menolak ajakan bercinta atau hubungan seksual.

Saya bukan sedang curhat, hanya sedikit cerita tentang pengalaman. Hadeuh...apa bedanya! Hehehe. Ya memang cerita pengalaman, tapi ada manfaat yang bisa diambil. Karena mungkin masalah yang saya alami terjadi juga pada anda.


Jujur, ini bukan hal baru bagi saya. bahkan beberapa bulan ke belakang, hal itu cukup mengganggu pikiran saya. Akibatnya, saya sering kehilangan konsentrasi dan susah sekali menstabilkan emosi. Lama-kelamaan sayapun terbiasa.

Daripada diambil pusing, ya mending mencari kesibukan biar otak nggak beku. Contohnya, kalau saya menulis blog. Nah, saya coba analisis apa yang terjadi akhir-akhir ini.

Adanya keinginan/hasrat seksual seseorang (terutama perempuan) tidak semata didorong oleh kebutuhan, tapi juga mood. Dimana mood tersebut bisa rusak disebabkan beberapa hal, antara lain :

#1. Ekonomi

Faktor ekonomi ini jadi yang teratas, karena memang saat ini kami lagi diuji oleh Allah dengan banyaknya pengeluaran, sementara pemasukan menurun. Kebutuhan ekstra yang diluar kebutuhan primer itu, memaksa kami harus berpikir ekstra keras untuk menutupi.

Akhirnya, stres pun tak terhindarkan. Memang kalau belum rezeki-nya, usaha sekeras apapun tetap saja hasilnya belum menutupi. Walaupun hal ini sudah dikomunikasikan, hanya sampai sebatas meredakan emosi sesaat.

Dilain kesempatan, muncul lagi persoalan baru ketika saya harus banyak menghabiskan waktu didepan komputer. Mempelajari ilmu blogging, sampai bisa dipraktikan dengan benar (walaupun belum menghasilkan apa-apa), jelas menghabiskan hampir sepertiga waktu saya.

Dilemanya : Saya harus cari pemasukan, tapi saya juga harus punya waktu buat istri.
Solusinya : Saya harus terus menerus menjalin komunikasi dan meyakinkan kalau ini akan menghasilkan.

#2. Stamina

Bukan tidak mungkin, hal ini jadi penyebab terbesarnya. Walaupun, istri saya selama ini tidak pernah mengatakannya. Tapi bagaimanapun, saya bisa merasakannya. Saya sering cari informasi tentang edukasi seksual, dan ternyata apa yang saya alami jauh dari kata ideal.

Masalahnya adalah, apa yang saya ketahui dulu hanya sebatas teori. Sementara, pada saat praktek susahnya minta ampun. Bahkan, apa yang sudah saya pelajari itu tiba-tiba hilang dari kepala. Mendadak lupa! Hehehe

Saya menyadari butuh waktu yang bukan sebentar untuk memperbaiki itu. Saya juga menyadari, saya bahkan sudah tidak pernah berolah raga setelah menikah. Bukannya malas, pikiran yang berkecamuk dan lebih kearah perbaikan ekonomi menjadikan saya jauh dari olahraga.

Dilemanya : Memperbaiki stamina butuh waktu dan modal, sementara saya belum memiliki keduanya.
Solusinya : Segera bangkit untuk bisa dapat keduanya. Kerja keras, ikhlas, dan jujur.

#3. Perhatian

Salah satu cara yang paling diinginkan wanita adalah mendapat perhatian dari pasangannya. Bahkan seandainya segala kebutuhan terpenuhi, tidaklah semua itu ada artinya kalau yang satu ini hilang. Ya, percuma lah cari uang sampai jungkir balik, kalau jadi sebab hilangnya perhatian.

Disatu sisi, saya berusaha jadi suami yang bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan istri. Disisi lain, saya jadi terlena dan mengalihkan perhatian saya ke pekerjaan saya. Sayapun mengakui ini salah, walaupun tujuannya jelas.

Semuanya harus seimbang, harus tertata pada porsinya. Salah juga kalau akhirnya saya mengorbankan perasaan pasangan saya, walaupun yang saya lakukan itu semata-mata untuk dia juga.

Dilemanya : Perhatian harus terbagi dua, bahkan lebih besar ke pekerjaan karena harus fokus.
Solusinya : Jangan melupakan hal-hal yang sangat penting, tetap perhatian walau sesibuk apapun.

#4. Kemesraan

Istri butuh lebih dari sekedar kebutuhan biologis, bukan sebatas itu. Yang diinginkan oleh seorang istri adalah rasa dicintai, diperlakukan seorang yang berharga. Bukan diperlakukan seperti barang yang hanya diperlukan setiap kali dipakai.

Hal itulah yang nampaknya saat ini berkurang. Saya menyadari betul kualitas hubungan kami menurun, bahkan disaat istri mengandung anak pertama kami. Suasana hangat itu perlahan mendingin, tapi tidak sampai beku.

Sedikit tips untuk anda yang mengalami kondisi seperti ini :

Kondisi yang harus selalu dipahami oleh seorang suami adalah, perempuan itu mahluk yang sangat dipengaruhi mood saat beraktifitas. Contoh, karena capek jadi nggak mood, tersinggung dikit jadi nggak mood, bahkan cuma gara-gara telat dijemput saja ujung-ujungnya jadi nggak mood.

Kehangatan harus terus dibangun, komunikasi harus terus terjalin, kemesraan harus terus ditumbuhkan. Walaupun itu akan terasa sulit, hanya kehadiran cinta yang bisa mewujudkannya. Hal itu jangan sampai hilang.

Sudah kepanjangan, ngelantur lagi! Hehe

Yah, semoga celoteh nggak bermutu ini ada manfaatnya buat anda yang lagi mengalami.
Akhir kata, terima kasih sudah berkunjung, wassalam :)