Saturday 11 January 2014

Biarkan Aku Bermain

Banyak anak banyak rezeki...kalimat ini anda pasti sudah sering dengar kan?  Tapi sekarang lain, satu anak banyak rezeki, banyak anak repot bawanya. Hehehe!

Anak adalah anugerah, anak adalah titipan, anak juga 'rezeki' bagi setiap orang tua. Iya toh? Saya tanya sama anda yang sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak, pasti ada yang kurang. Iya kan? Itulah kenapa banyak yang bilang, sebuah keluarga tidaklah lengkap tanpa kehadiran anak. Yang belum punya momongan tetap berdo'a yah, ikhtiar nya juga ditingkatkan (halah itu mah gak usah disuruh) hehehe.

Bicara soal anak, belum lama ini saya melihat berita di tv soal sewa menyewa anak. Yah, anda tidak salah baca, sewa anak! Lah untuk apa? Nah, coba anda liat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dll. Pasti anda pernah lihat pengmis yang gendong bayi, atau bawa anak kecil, iya kan? Hal itu membuat anda iba, iya kan? Namun apakah anda menyadari kalau mereka itu memanfaatkan anak sebagai 'alat' mencari uang. Dan yang lebih miris adalah, ternyata anak itu adalah anak sewaan. Yah, itu berarti ada orang yang sangat tega menyewakan anak demi kepentingan mengemis.

" Semboyan 'setiap anak yang dilahirkan membawa rezeki masing-masing' disalah artikan oleh sejumlah masyarakat. Di kawasan kebon kacang, klender Jakarta Timur misalnya sampai kini masih terjadi praktik menyewakan anak untuk diajak mengemis. Hak anak dirampas sekedar mengharap belas kasihan para penerima". Berita ini saya kutip dari merdeka.com beberapa waktu yang lalu.

Coba anda bayangkan kalau seandainya anak anda hilang, tahu-tahu di suatu tempat anda menemukan anak anda sedang dibawa mengemis, pasti sedih, pasti marah, pasti tidak ridho. Iya nggak? Saya tak bisa bayangkan bagaimana masa depan anak-anak itu. Setiap hari yang mereka lihat adalah sikap pesimis, sikap pecundang, sikap kejam para 'orang tua'. Usia emas mereka malah mendapat pendidikan negatif, bukannya pendidikan yang membangun karakter. Saat-saat yang harusnya mereka gunakan untuk bermain, malah harus menemani orang-orang tak bertanggung jawab mengais rupiah. Miris, sungguh miris!


Hikmah yang dapat kita ambil adalah, jangan biarkan kondisi ini berlangsung terus menerus seolah kita menutup mata. Yah, anda yang seorang penguasa saya yakin sudah punya rencana, tinggal mengoptimalkan saja. Anda yang sering merasa iba kepada pengemis, tahukah anda bahwa pengasilan mereka per hari tidak kurang dari 300.000 (sumber : redaksi investigasi Trans7). Saran kami, kalau mau sedekah mending ke lembaga yang resmi atau ke pengurus mesjid. Dan untuk orang-orang yang tega memanfaatkan anak-anak demi uang, kami mohon dengan sangat. Biarkanlah mereka bermain!

Jika tulisan ini anda rasa bermanfaat, silakan share. Pahala besar untuk anda yang peduli sesama :)

No comments :

Post a Comment